
Pada Senin, 24 September 2018 Jurusan Tadris Bahasa Indonesia melaksanakan Seminar Nasional Tahun 2018, sebanyak 217 peserta memadati gedung pascasarjana baru lantai 3, pesertanya terdiri dari guru-guru Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA se-Kota dan Kabupaten Cirebon, guru-guru SMP Kota Cirebon, dosen-dosen dan para mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Indonesia FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dosen UNSWAGATI Cirebon, UNU, dan UNTAG.
Seminar Nasional Jurusan Tadris Bahasa Indonesia Tahun 2018 ini mengangkat tema “Peran Bahasa dan Sastra di Era Revolusi Industri 4.0”, yang diisi oleh narasumber Dr. Khundharu Saddhono, S.S., M.Hum. dosen Universitas Negeri 11 Maret, Surakarta, beliau seorang pakar Linguistik.
Upaya membangun kesadaran terhadap adanya era revolusi industri 4.0 sebagai sebuah realitas sehingga sistem serta program Pendidikan Tinggi perlu disesuaikan agar relevan dengan revolusi industri 4.0 dan pada akhirnya harus menjadi spirit yang tidak boleh diabaikan dalam konteks Paradigma Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu 1) harus mendorong Science and Technology Index menjadi Pemeringkat Global, misalnya dengan meningkatkan kegiatan riset dan publikasi yang relevan dan diselaraskan dengan internal industri 4.0. 2) Perguruan tinggi wajib melaksanakan proses inovasi produk melalui inkubasi dan pembelajaran berbasis industri. 3) Literasi baru.
Lingkungan budaya merupakan sebuah “lokus” untuk mendapatkan pengalaman baru, termasuk literasi baru. Literasi baru berupa literasi data, kemampuan membaca, analisis, dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital; Literasi teknologi , yaitu memahami cara kerja mesin aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, dan engineering principles), dan literasi manusia , (humanities, komunikasi, dan desain) yang diintegrasikan dalam praksis pendidikan akan menciptakan medan eksplorasi bagi peserta-didik dalam memahami dan menghayati nilai tertentu dan berinteraksi dengannya melalui beragam proses tanpa mengabaikan keindonesiaannya.
Peran bahasa dan sastra di era revolusi industri 4.0 adalah bahwa bahasa berimplikasi pada pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berpikir modern, kritis, kreatif, inovatif sehingga memiliki wawasan yang luas dan kompetensi yang tinggi dalam bidang ipteks ketika ia mendapatkan nilai-nilai positif sesuai tuntutan era globalisasi. Sastra pun pada zaman modern memiliki nilai sosial, nilai intelektual, dan nilai religius, bahkan dapat berdampak pada perubahan sosial. Nilai-nilai tersebut harus dihadirkan dalam kelas pembelajaran.